Puisi Pendek sama seperti puisi pada umumnya hanya yang membedakannya adalah jumlah baitnya yang terbilang singkat namun masih memiliki makna yang mendalam. Seperti contoh-contoh puisi yang sudah saya siapkan dibawah ini. Berikut adalah contoh kumpulan puisi pendek yang penuh dengan makna.
Baca Juga
pixabay.com |
Mimpi
Kaki ini terus melangkah
Tak peduli rintangan menghandang
tangan ini terus Menggenggap Menggenggam yang seharusnya kugenggam
Hati yang mengeluarkan ketenangan
Bangun dari keheningan malam
Mengangkat kedua tangan
Memanjatkan doa-doa
Memohon pada sang pecipta
Memberi jalan selebar-lebarnya
Dari hati yang paling tulus
Mohon wujudkan semua mimpiku
Sakit
ketika kulit dilukai
kulit akan terasa sakit
Ketika hati dilukai
Maka semua anggota tubuh akan terasa sakit
Sungguh, kulit yang disakiti
Terlihat jelas darah yang keluar
Membengkak dan memerah
Meninggalkan bekas yang tak enak dipandang
Sungguh, hati yang disakiti
Tak terlihat mana yang sakit
Tak nampak mana yang harus diobati
Tak tahu kemana mencari obatnya
Kesalahan Diujung Tanduk
Menyesal yang bisa dirasa
Rengekan yang bisa terucap
Kesedihan yang keluar dari air mata
Berpadu menjadi kesatuan kesalahan
Terlambat untuk mengulang
Kenapa tak dari dulu..
sekarang hanya bisa terdiam terpaku
Meratapi kesalahan di ujung tanduk
Lama Menunggu
Membenci sesuatu yang seharusnya dibenci
Menanti sesuatu yang belum pasti
Melihat betapa penantian tak akan memberi jawaban
Hanya berupa tanda tanya besar
Tak akan ada orang yang suka menunggu
Menghitung waktu yang pasti
Bahkan secarik kertas yang melayu
Bagai daun yang mati ditelan waktu
Tidak Berguna
Semuanya telah dilakukan
Namun tak ada timbal baliknya
Hanya kesusahan yang didapat
Tidak tahu terimakasih
Untuk apa diberi
Manusia yang tak tahu malu
Untuk apa dikasihani
Kalau yang ada hanya kesulitan
Berikan pelajaran yang berarti
Kepada makhluk yang tidak tahu diri
Kasihan bukan jadi alasan
Pelajaran yang harus dikedepankan
Jangan berpacu pada manusiawi
Hak bukan lagi acuan
Sekedar untuk memberi efek jera
Kepada manusia yang tak berguna
Angka Satu
Puisi by : Fadillah
Puisi by : Fadillah
satu
bertambah usia
setahap lebih dewasa
menginjak tanggal lahir kita
satu
berkurang jatah
waktu yang tersisa
untuk melihat indah dunia
satu
akhirnya jua
kita harus berpisah
tinggalkan keluarga orang tercinta
satu
padaNya kembali
berakhir dalam sunyi
tiada sesiapa yang menemani
Rindu Abadi
Puisi by : Ahmad Irfan
Membatu keras susah bersatu
Rengekanku angin lalu
Biarkan aku
Malu
Aku
Laksana ilalang
Tak ternilai olehmu
Usah bujuk, kumbang jalang
Hadirku angin lalu, semu
Biarkan rasa pupus
Untuk kamu
Puas
Asa
Tetap ada
Rasa memang mati
Namun rindu hidup abadi
Tangisan Pagi
Membatu keras susah bersatu
Rengekanku angin lalu
Biarkan aku
Malu
Aku
Laksana ilalang
Tak ternilai olehmu
Usah bujuk, kumbang jalang
Hadirku angin lalu, semu
Biarkan rasa pupus
Untuk kamu
Puas
Asa
Tetap ada
Rasa memang mati
Namun rindu hidup abadi
Tangisan Pagi
Puisi by : Afinda
Mentari
Masih menyepi
Dibalik bukit tinggi
Masih lelahkah sinari bumi?
Pagi
Menangis sunyi
Siluet mendung menutupi
Rintik hujan biaskan pelangi
Sepi
Gemuruh pagi
Menjerat, pelakkan mentari
Tak kunjung hangatkan bumi
Petualang
Puisi by : Dhenok
Karena aku sudah pasrah
Bukan berarti menyerah
Aku lelah
Patah
Aku hanya ingin sanjungan
Aku bukan jalang
Aku perempuan
Petualang
Kini hidup semakin gersang
Kemarau badai menerjang
Kuingin pulang
Menghilang
Luahan
Puisi by : Atma
kurangkai aksara menjadi kata
luahan rasa di dada
kian merona
nyata
sua...
Jadi pelipurnya
kala rindu mendera
Engkau pemilik rasa, kucinta
meski, Engkau jauh disana
belum bersua muka
namun Atma
damba..
Antara Suami Dan Orang Tua
Puisi by : Tania
Entah ujian atau karma
Dilema menjerat jiwa
Haruskah bertanya
Kenapa?
Sia-sia
Tiada guna
Nyatanya tak bisa
Pilih satu antara dua
Begini dosa begitu durhaka
Bagai buah simalakama
Tak berdaya
Memilihnya
Pada-Nya
Doa kupinta
Semoga hati terbuka
Menerimaku kembali dalam pelukan-nya
Arema
Puisi by : PAZ
Malang
Tempat lahirmu
Tapak singa beradu
Membasmi lawan hingga malu
Gemuruh
Manusia mendukungmu
Salam satu jiwaku
Selalu untukmu arema kebangaanku.
Lapar Dahaga
Puisi by : Arqib Maya
Lapar
Tangan terketar
Sakit perut terkapar
Tiada qudrat badan bergegar
Tiada peduli teguk sahaja
Sungai atau telaga
Kehausan menduga
Dahaga
Pengacau
Puisi by : Santa
Datang
Membawa petaka
Pergi membekaskan luka
Dirimu mengusik raga jiwa
Kau
Tak berguna
Dirimu bak sampah
Yang hanya perlu dibuang
Pergi
Melangkahlah jauh
Tak perlu kembali
Karena kau hanya buih
Rindu Yang Usai
Puisi by : Della
Diam
Mulut membungkam
Mata hanya memandang
Dia yang akan datang
Engkau
Kasih tercinta
Kini telah tiba
Hapus rindu yang mendera
Tatap
Puisi by : Melody
Kaki
Laju lari
Melayang dan mengarungi
Hangat rayuan mimpi diri
Terik
Terasa asyik
Keringat menggoda hangat
Tekad membara gapai hasrat
Cinta
Puisi by : Rif
Berderu
Menggebu kalbu
Seru selalu tentangmu
Aku terbelenggu madu rindu
Lucu ayu biru permataku
Candu yaitu kamu
Satu ratu
Dirimu
Meniti Waktu
Detik demi detik kulewati
Meniti waktu berganti
Menghitung hari
Menjalani
Mencoba memaknai tiap peristiwa
Sabar sebagai kuncinya
Ikhlaskan semua
Menerima
Kala masanya telah tiba
Badai akan sirna
Mentari menerpa
Bercahaya
Arti Hadirmu
Hadirmu membawa setitik cahaya
Buat hatiku berbunga
Betapa indahnya
Cinta
Amarah
Tentang dia
Akan semua cerita
Dengan adanya kau kulupa
Kau satu sosok kupuja
Hilangkan rasa dahaga
Tebarkan asa
Bahagia
Tentang dia
Akan semua cerita
Dengan adanya kau kulupa
Kau satu sosok kupuja
Hilangkan rasa dahaga
Tebarkan asa
Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar