Cegah stunting sedini mungkin, sumber : sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Masalah stunting sangat merugikan negara. Pasalnya, akibat yang ditimbulkan stunting pada anak sangat besar baik untuk individu anak atau untuk sosial anak dalam jangka panjang, dan juga untuk masa depan bangsa nantinya. Karena itu pemerintah sekarang ini sedang gencar-gencarnya melakukan kampanye Indonesia Sehat dan Pencegahan Stunting dan menggelontorkan dana hingga 300 triliun rupiah untuk membantu para ibu hamil memenuhi kebutuhan gizi janinnya dan terus bergerak untuk menurunkan angka anak penderita stunting.
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi gangguan tumbuh kembang anak yang menyebabkan keterlambatan berpikir otak dan juga memiliki postur tubuh pendek/kerdil, berbeda jauh dengan rata-rata anak seusianya yang disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dalam waktu yang lama.
Stunting mulai terjadi ketika janin dalam kandungan yang disebabkan karena asupan makanan ibu kurang bergizi yang mengakibatkan gizi anak dalam kandungan tidak tercukupi. Pada dasarnya kelangsungan hidup dan kesehatan anak tergantung dari kesehatan ibu sendiri. Tanda stunting baru bisa dilihat saat anak berusia dua tahun yang menyebabkan anak mudah sakit dan berlangsung hingga dewasa.
Penyebab Stunting
Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan pendek, sumber : sadkes.com |
1. Gizi ibu kurang
Stunting mulai terjadi saat dalam kandungan. Gizi ibu sangat mempengaruhi kesehatan janin didalam kandungannya. Jika gizi ibu tercukupi maka janinnya juga akan sehat. Tapi jika ibu kekurangan gizi maka janinnya juga akan kekurangan gizi dan rawan mengalami stunting. Bagaimanapun juga kesehatan anak tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan sang ibu sendiri.
2. Kekurangan gizi dalam waktu yang lama
Kekurangan gizi dalam waktu lama sejak janin dalam kandungan hingga awal kehidupan anak (1000 hari pertama kelahiran). Penyebabnya antara lain karena kurang menkonsumsi makanan bergizi, kekurangan vitamin dan mineral, dan rendahnya keragaman pangan dan protein. Kekurangan gizi merupakan penyebab utama anak mengalami stunting.
3. Sanitasi dan Lingkungan yang kotor
Lingkungan dan sanitasi yang kotor berdampak pada kesehatan anak. Hal ini berkaitan dengan terjadinya penyakit diare dan cacingan yang akan mengganggu kesehatan anak. Dua penyakit ini akan menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan menghambat proses penyerapan nutrisi dalam tubuh, sehingga anak akan kekurangan gizi dan berpotensi mengalami stunting.
4. Tidak imunisasi
Imunisasi pada dasarnya bertujuan untuk memperkuat sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat melindungi dari infeksi penyakit. Imunisasi sangat penting pada anak untuk mengurangi resiko terhadap infeksi penyaikit TBC, tetanus, polio, campak, rubella, hepatitis B dan lain sebagainya yang rawan menyebabkan kematian pada anak. Anak yang rutin melakukan imunisasi akan lebih kebal terhadap penyakit.
Imunisasi juga punya kaitan erat dengan stunting. Hal ini disebabkan karena jika anak terkena penyakit maka akan terjadi perubahan asupan gizi yang berkurang, sehingga anak berpotensi mengalami stunting.
Ciri-ciri anak yang mengalami Stunting
ciri-ciri stunting pada anak, sumber : indonesiabaik.id, sehatnegeriku.kemkes.go.id |
- Anak berbadan kecil dan lebih pendek untuk anak seusianya
- Wajah tampak lebih muda/kecil untuk usianya
- Berat badan rendah untuk anak seusianya
- Terlambatnya pertumbuhan tulang dan gigi
- Tanda pubertas terlambat
- Cenderung lambat dalam berfikir
- Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
- Usia 8-10 tahun menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata
Dampak Anak yang mengalami Stunting
Resiko yang ditimbulkan oleh stunting sangat besar. Tidak hanya dampak individu saja, dampak stuting juga menyangkut masa depan bangsa kita. Berikut beberapa dampak stunting baik pada individu maupun sosial:
1. Memiliki tingkat kecerdasan dan mental yang rendah
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kecerdasan dan mental yang rendah dibandingkan anak pada umumnya. Karena kuranganya asupan gizi sejak dalam kandungan sang ibu. Gizi dan vitamin sangat membantu perkembangan otak anak. Jika anak kekurangan gizi dan vitamin dalam waktu lama, maka akan menghambat perkembangan otaknya.
Jika ini terus dibiarkan, maka anak akan sulit berkosentrasi saat belajar di sekolah. Akibatnya kecerdasan anak yang mengalami stunting lebih rendah dibanding anak normal. Mentalnya juga akan tertekan dan membuat anak tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri.
2. Masa depan anak-anak Indonesia akan terancam
Jika kecerdasan anak rendah, maka akan mengancam masa depan mereka. Cita-cita akan sulit digapai. Mereka akan sulit bersaing dengan anak sebayanya disekolah. Kesulitan ini akan terus berlanjut hingga menginjak dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.
Generasi muda dituntut harus mampu menyelesaikan persoalan dinegaranya sendiri. Tapi jika kecerdasannya rendah, jangankan bersaing dengan yang lainnya, untuk urusan mandiri saja pasti akan kesulitan. Tentunya masalah sosial negara akan semakin bertambah.
B). Dampak stunting sosial jangka panjang:
1. Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia akan naik
Dengan kecerdasan yang rendah dan juga mental yang rendah pula akan berdampak pada tingkat produktifitas. Hal ini membuat mereka sulit bersaing dengan sumber daya manusia lainnya yang memiliki kecerdasan dan keterampilan yang lebih unggul.
Jika ini terus dibiarkan, Generasi penerus bangsa akan kesulitan bersaing dengan negara lain. sumber daya manusia yang berkualitas akan berkurang dan akibatnya jumlah pengangguran akan semakin meningkat. Hal ini membuat tingkat produktifitas negara berkurang terus-menerus karena kekurangan sumber daya manusia yang terampil.
2. Tingkat kriminalitas di Indonesia akan meningkat
Jika kemiskinan dan pengangguran semakin bertambah, bukan tidak mungkin tingkat kriminalitas seperti pencurian, perampokan dan pembegalan akan semakin meningkat. Karena sudah bukan rahasia umum lagi jika kriminalitas berawal dari kemiskinan dan pengangguran.
3. Negara rugi ratusan Triliun Rupiah
Kasus stunting sangat merugikan negara. Pemerintah kita sedang gencar-gencarnya menjalankan program untuk mencegah stunting. Pasalnya karena stunting resiko yang ditimbulkan baik untuk individu maupun negara sangat besar. Untuk kasus stunting Kemenkes menyebutkan bahwa negara kita rugi hingga 300 Triliun Rupiah setiap tahunnya yang dikucurkan pemerintah untuk menurunkan angka stunting yang kini berjumlah 9 juta anak. (sumber : Kemenkes)
Cara mencegah Stunting
Stunting sudah bisa dicegah saat masa kehamilan, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan zat gizi. Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi. Ada dua nutrisi yang penting untuk mencegah stunting saat masa kehamilan, yaitu cukupi asupan zat besi dan asam folat. Dua nutrisi ini penting untuk mencegah stunting karena kedua nutrisi ini membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sang ibu. Untuk lebih jelasnya silahkan konsultasikan dengan dokter atau bidan.
B). Mencegah stunting saat pertumbuhan bayi/anak
Kurangnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan penyebab stunting. Seperti penjelasan diatas bahwa gizi buruk akan menyebabkan stunting. Bayi harus mendapat asupan gizi yang tercukupi dan lingkungan yang bersih. Berikut tips mencegah stunting pada anak:
1. Berikan ASI dan MPASI
Berikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan jika sudah menginjak lebih dari 6 bulan bayi mulai bisa diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup sesuai kebutuhan gizi. MPASI biasanya berupa makanan yang dihaluskan seperti bubur halus dan buah-buahan halus.
2. Sanitasi dan Lingkungan yang bersih
Stunting juga bisa dicegah dengan cara sanitasi bersih dan lingkungan yang bersih. Pola hidup sehat dan bersih akan menurunkan resiko terkena penyakit dan infeksi. Dimana penyakit bisa mempengaruhi pola dan gizi makan pada anak.
3. Berikan Protein jika bayi berusia 3 tahun
Jika bayi sudah berusia 3 tahun, sangat dianjurkan untuk memberi makan anak dengan makanan yang mengandung protein dan asam amino yang bisa didapat dari makanan seperti daging sapi, ayam, ikan, telur dan susu.
4. Rutin imunisasi dan periksa kesehatan anak
Seperti penjelasan diatas bahwa imunisasi dan stunting saling berkaitan. Rajinlah memeriksa kesehatan anak di posyandu atau klinik kesehatan seperti mengukur tinggi, berat badan, dan imunisasi untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jika anak mengalami Stunting, Apakah masih bisa diatasi?
stunting menghambat pertumbuhan tubuh dan otak anak, sumber : sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Tapi jika sudah terlanjur maka tetap penting untuk memberikan makanan gizi tinggi kepada anak untuk mencegah kondisi anak semakin memburuk dan gangguan yang semakin parah. Jika memungkinkan segera konsultasikan pada dokter atau bidan, agar cepat teratasi.
Kesimpulan
Stunting punya dampak yang serius bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Oleh karena itu cegah stunting sedini mungkin, agar anak terhindar dari stunting. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau bidan terdekat, terkait masalah stunting.
Tag : Indonesia Sehat, Pencegahan Stunting
Tag : Indonesia Sehat, Pencegahan Stunting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar